TA'LIM MUTA'ALLIM THARIQAT TA'ALLUM
Syaikh Al-Zamuji
Hakikat Ilmu, Hukum Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu
· Tidak memperoleh manfaat dari ilmu artinya ilmu yang didapat tidak dapat diamalkan dan disebarkan.
· Salah satu penyebabnya adalah keliru ketika menuntut ilmu.
· Ilmu yang paling utama adalah ilmu hal. Artinya ilmu yang diperlukan saat itu.
· Dan yang paling penting tentu adalah ilmu agama karena setiap orang islam mestilah tahu dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Semisal salat, zakat, haji dan lain-lain.
· Dikarenakan untuk bisa mengerjakan yang diwajibkan ilmu, maka menuntut ilmu itupun hukumnya menjadi wajib pula.
· Setiap orang muslim juga mesti menuntut ilmu hati seperti tawakal, tobat, takut kepada Allah, dan ridho karena semua itu terjadi pada segala keadaan.
· Ilmu hanyalah dimiliki manusia. Makhluk selain manusia tidak memilikinya.
· Dengan ilmulah Nabi Adam as mendapat kemuliaan sehingga para malaikat disuruh untuk bersujud kepadanya.
· Jadi intinya ilmu itu sangatlah penting karena ia menjadi wasilah untuk bertakwa.
· Mendapatkan petunjuk dari Allah ya dengan menuntut ilmu agama. Karena kalau tidak dituntut ya tidak bakal dapat.
· Orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara lebih berat bagi setan menggoda ketimbang seribu ahli ibadah yang bodoh.
· Orang muslim juga mesti menuntut ilmu tentang akhlak yang tercela guna menghindarinya.
· Setiap muslim wajib mengisi seluruh waktunya dengan berzikir kepada Allah, berdoa, memohon seraya merendahkan diri kepadaNya, membaca alquran dan bersedekah guna terhindar dari marabahaya.
· Tidaklah ilmu itu kecuali untuk diamalkan.
· Mengamalkan ilmu berarti meninggalkan dunia untuk kebahagiaan akhirat.
· Setiap muslim haruslah mempelajari ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu yang tidak berguna agar ilmunya tidak membahayakan dirinya.
Niat Dalam Menuntut Ilmu
· Niat menuntut ilmu haruslah: ikhlas mengharap ridho Allah, mencari kebahagiaan di akhirat, menghidupkan agama, menghilangkan kebodohan, dan melestarikan Islam.
· Orang yang tekun beribadah namun bodoh lebih besar bahayanya daripada orang alim tapi durhaka, keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat dan tidak layak dijadikan panutan.
· Jangan sampai dalam niat menuntut ilmu terbersit niat supaya dihormati masyarakat, untuk mendapatkan harta benda dunia, atau agar mendapat penghormatan di hadapan pejabat atau lainnya.
· Barang siapa yang menikmat lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya. Maka ia tidak akan tertarik dengan harta milik orang lain.
· Boleh menuntut ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat yang dengannya digunakan dalam rangka amar makruf nahi munkar, menjalankan kebenaran dan menegakkan agama Allah.
· Para ulama haruslah menghindari hal hal yang dapat merendahkan derajatnya. Ia harus tawadu tidak tamak terhadap harta dunia.
· Orang alim harus tetap berwibawa sekalipun tawadu agar ilmu dan orang agama tidak dilecehkan.
Cara Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Apa Itu Ketekunan
· Seorang santri harus memilih ilmu yang paling baik dan yang paling cocok baginya.
· Dalam ilmu agama, ilmu tauhidlah yang harus diutamakan.
· Tinggalkan ilmu debat karena ia menjauhkan seseorang dari ilmu fikih, menyiakan umur, menimbulkan keresahan dan menimbulkan permusuhan.
· Carilah guru yang alim yang wara' dan yang lebih tua dalam pengalaman.
· Seharusnya setiap orang bermusyawarah dengan orang alim dalam masalah menuntut ilmu dan segala urusan yang lain.
· Kesabaran dan ketabahan plus ketekunan adalah pokok dari segala urusan.
· Keberanian adalah kesabaran menghadapi kesulitan dan penderitaan.
· Seorang santri harus sabar dalam mengaji kepada seorang guru dan dalam satu pelajaran sampai ia benar-benar paham. Hal itu guna tidak menyebabkan waktunya sia-sia.
· Santri tidak boleh menuruti hawa nafsunya karena ia rendah nilainya. Barangsiapa yang kalah dengan hawa nafsu berarti ia telah kalah dari kehinaan.
· Santri harus tabah dengan ujian dan cobaan karena gudang ilmu itu diliputi dengan cobaan dan ujian.
· Ali bin abi Talib: "ketahuilah kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, yaitu cerdas, semangat, bersabar, memiliki bekal, petunjuk atau bimbingan dari guru dan waktu yang lama.
· Santri harus berteman dengan orang yang tekun belajar, besifat wara, dan berwatak isitiqomah juga orang orang yang suka memahami ayat ayat alquran dan hadis nabi.
· Jangan pilih teman yang malas, banyak bicara dan suka memfitnah.
· Bertemanlah dengan orang baik engkau pun akan mendapatkan petunjuk.
· Orang banyak rusak lantaran teman yang rusak.
· Malas adalah penyakit yang menular.
· Sebelum memilih seseorang untuk dijadikan teman, lihatlah terlebih dahulu siapa teman-temannya.
Cara Menghormati Ilmu dan Guru
· Tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.
· Cara menghormati guru antara lain: tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali ada izinnya.
· Janganlah terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya dalam keadaan yang lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya di rumahnya.
· Intinya santri haruslah mencari keridhoaan dari gurunya.
· Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan ilmu tidak dapat berkah.
· Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku.
· Jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci.
· Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
· Menghormati buku juga dengan cara: tidak meletakkan buku di dekat kakinya ketika bersila, meletakkan buku buku tafsir di atas buku-buku lain juga tidak meletakkan apa pun di atas buku.
· Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. Tapi alangkah lebih baiknya bila tidak melakukannya.
· Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
· Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis, karena itu kebiasaan filosof dan bukan kebiasaan ulama salaf.
· Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar terutama orang yang mengajarnya.
· Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan hormat sekalipun ia telah berkali kali mendengarnya.
· Sebaiknya santri tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada gurunya. Karena gurunya biasanya lebih tahu dengan yang terbaik bagi santrinya tersebut.
· Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya.
· Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela diumpamakan binatang anjing yang samar.
· Ilmu adalah musuh bagi orang orang yang congkak.
· Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian karunia Allah.
Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu,
Keistiqomahan dan Cita-cita yang Tinggi
- Santri harus bersungguh sungguh dalam belajar. Harus tekun.
- Siapa yang berusaha keras niscaya ia mendapatkannya.
- Mencari ilmu tidak akan berhasil tanpa kerja keras dan usaha maksimal yang penuh kesengsaraan.
- Naiflah seseorang yang tidak mau berusaha secara optimal padahal ia mampu.
- Jangan terlalu banyak tidur malam hari.
- Orang yang ingin mendapatkan ilmu haruslah meninggalkan tidur malam.
- Sebaiknya malam digunakan dalam belajar dan ibadah.
- Biar tidak banyak tidur di malam hari, sebaiknya tidak banyak makan agar tidak ngantuk.
- Sebaiknya pelajaran diulang pada awal malam dan akhir malam karena saat saat tersebut diberkahi.
- Bersifatlah wara, kurangi tidur, kurangi makan dan tekunlah belajar.
- Sekedar kerja kerasmulah kamu akan diberi.
- Orang yang ingin sukses sebaiknya mengurangi tidur malam.
- Gunakanlah masa mudamu dalam menuntut ilmu karena ia tidak akan terulang lagi.
- Bersungguh sungguh bukan berarti memaksakan diri.
- Kita tidak boleh memaksakan diri melebih dari kemampuannya.
- Karena kalau dipaksakan bisa melemahkan badan dan tidak mampu bekerja lagi
- Tuntutlah ilmu itu pelan pelan saja tapi kontinyu. Intinya adalah kesabaran.
- Bercitalah setinggi-tingginya. Karena orang yang tinggi derajatnya lantaran pernah bercita tinggi.
- Modal pokok adalah kesungguhan.
- Semua bisa didapat dengan kesungguhan dan bercita luhur.
- Ingin pandai tapi tidak mau sungguh sungguh tidak dapatlah ilmu kecuali sedikit.
- Bersungguh sungguhi tap tidak tergesa-gesa.
- Kamu memang bodoh tapi itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar.
- Jauhilan sifat malas karena itu sumber keburukan dan kerusakan yang amat besar.
- Jangan suka menunda karena itu kebiasaan para pemalas. Dan sifat malas itu mendatangkan keburukan dan malapetaka.
- Tinggalkanlah malas dan menunda supaya tidak tetap dalam kehinaan.
- Tidak ada yang diberikan kepada pemalas kecuali penyesalan lantaran gagal meraih cita-cita.
- Penderitaan, kelemahan dan penyesalan bermula dari sifat malas.
- Malas belajar timbul karena kurang sadarnya perhatian terhadap keutamaan dan pentingnya ilmu.
- Ilmu akan kekal sedangkan harta benda akan sirna.
- Orang yang ilmunya bermanfaat akan tetap dikenang sekalipun ia telah meninggal.
- Lupa disebabkan banyak dahak. Banyak dahak lantaran banyak minum dan makan.
- Bersiwak dapat mengurangi dahak, menguatkan hapalan dan menyebabkan kefasihan.
- Perut yang penuh lantaran banyak makan mengurangi ketangkasan.
- Makan terlalu kenyang itu membahayakan. Orang yang banyak makan biasanya tidak disukai teman.
bersaambung bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar